Loading...
Sudah bukan rahasia umum, kalau hampir semua sekolah di Indonesia menjatuhkan sanksi kepada setiap pelajar yang datang terlambat.
Sanksi yang diberikan pun beragam, mulai dari menyuruh memutari lapangan, menulis kalimat rangkai, hingga dipulangkan ke rumah.
Langkah itu pula yang diambil oleh CS (58), oknum guru di SMP Kristen 46 Mapanget Barat, ketika ada beberapa pelajar yang terlambat masuk kelas pada Selasa (1/10/2019) pagi.
Sanksi yang ia berikan pada beberapa murid saat itu ialah memutari lapangan sekolah yang kurang lebih besarnya sekitar 15 x 8 meter.
Namun nahas, salah seorang murid yang menerima hukuman ambruk dan kemudian tak sadarkan diri.
Murid bernama Fanly Lahingide (14) itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tak tertolong.
Fanly menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan menuju rumah sakit.
Mendengar sang murid meninggal, sang gurus, CS langsung drop akibat syok.
“Untuk oknum guru yang memberikan ganjaran kepada korban saat ini lagi drop di rumah sakit,” kata Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani.
CS masih harus dirawat di Rumah Sakit Auri, untuk memulihkan kondisinya.
“Oknum guru diduga syok dan saat ini masih dirawat di rumah sakit, belum bisa diambil keterangan,” tutur Kapolsek.
Menyusuli insiden tersebut, orangtua korban dikabarkan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.
Selmi Ramber, selaku Kepala Sekolah SMP Kristen 46 Mapanget Barat, langsung buka suara atas pelaporan tersebut.
Menurutnya, sekolahnya memang telah lama menerapkan aturan tersebut kepada siswa yang terlambat masuk sekolah.
“Setiap siswa ketika terlambat ada sanksi. Jadi pada pagi tadi Fanly terlambat ke sekolah, dan diberi sanksi oleh oknum guru. Bukan hanya Fanly sendiri yang diberi sanksi, ada beberapa siswa lain juga yang diberi sanksi oleh oknum guru karena terlambat datang ke sekolah,” terang Selmi Ramber, mengutip TribunJakarta.com.
Loading...